Apa yang baru dalam dunia pendidikan nasional di tahun 2021. Oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim menjadi Asesmen Nasional. Tentu hal ini sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang didukung penuh oleh Presiden Joko Widodo. Karena sebagai penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan. Namun, tujuan utamanya UN diganti adalah mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Menurut Nadiem, perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil. Baca juga: Tahun Depan UN Diganti Asesmen Nasional, Ini Penjelasan Mendikbud "Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia," ucap Mendikbud saat Webinar Koordinasi Asesmen Nasional di Jakarta seperti dikutip dari laman Kemendikbud.
Asesmen Nasional yang dimaksud Bapak Mendikbud adalah, seperti
yang dikatakan tadi, ujian ini tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik
secara individu, melainkan mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan yang
mencakup proses, input, juga hasil. Pada Asesmen Kompetensi Minimum, yang akan
diukur adalah capaian peserta didik melalui pembelajarannya di ranah kognitif,
seperti literasi dan juga numerasi.
Apa yang dipetakan dan dievaluasi?
Ada 3 aspek asesmen nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada
seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan
menengah. Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) AKM
dirancang untuk mengukur capaian peserta didik atau siswa dari hasil belajar
kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum ini,
menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat,
terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.
"Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan
arti penting mata pelajaran. Karena justru membantu murid mempelajari bidang
ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis
dan dalam bantuk angka atau secara kuantitatif," jelas Nadiem.
Apa yang dimaksud Literasi dan Numerasi?
Menurut National
Institute for Literacy, yang dimaksud literasi adalah kemampuan seseorang
dalam membaca, menulis, bahkan menghitung dan memecahkan masalah. Nah, menurut
UNESCO, literasi memang menjadi hak setiap orang dan juga dasar yang harus
dimiliki untuk belajar sepanjang hayatnya. Kemampuan literasi mampu
memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, juga masyarakat.
Jadi, dapat kita pahami,
bahwa literasi yang dimaksud adalah kemampuan yang lebih dari sekedar membaca
dan menulis, tetapi mendorong agar peserta didik mampu menganalisis dengan
membaca situasi atau hal-hal yang terjadi di sekitarnya, dengan pemecahan masalah
berdasarkan dari apa yang dipelajarinya.
Sedangkan Numerasi,
secara umum diartikan sebagai sebuah kecakapan dan pengetahuan seseorang dalam
menggunakan berbagai macam angka serta simbol-simbol, yang terkait dengan
matematika dasar. Pengetahuan itu digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
praktis yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dengan
numerasi, seseorang juga dapat menganalisis informasi yang ditampilkan dengan
berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, bagan, dan banyak lainnya. Setelah
mampu menganalisis, kemudian individu tersebut akan menggunakan interpretasi
hasil analisisnya, untuk memprediksi dan selanjutnya mengambil keputusan.
Ini yang penting diterapkan
pada masa ini, masa di mana arus informasi mengalir begitu deras, dan membutuhkan
kemampuan menganalisis yang baik untuk menyaring dan memilah mana informasi
yang bermanfaat, benar, dan baik, mana yang tidak baik dan tidak ada
manfaatnya.
Tapi, menurut Pak
Nadiem, kemampuan literasi dan numerasi, adalah kemampuan yang akan berdampak
pada semua mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Maka dari itu, memfokuskan
pada kemampuan literasi dan numerasi, tidak bermaksud mengecilkan arti penting
mata pelajaran lainnya. Menurutnya, justru dengan literasi dan numerasi,
peserta didik akan sangat terbantu dalam memahami dan mempelajari bidang ilmu
lainnya, terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis
dan angka secara kuantitatif.
2. Survei Karakter Survei karakter yang
dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar
sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.
"Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, mandiri, bergotong
royong, bernalar kritis, dan kreatif,” kata Mendikbud.
Penilaian pada survei karakter, dirancang untuk mengukur capaian
peserta didik berdasarkan hasil belajar sosial emosional, yang berupa pilar
karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. Ada 6 indikator yaitu:
1. Bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
2.
Berkebhinekaan global,
3.
Mandiri,
4.
Bergotong Royong,
5.
Bernalar kritis,
6.
Kreatif.
3.
Survei
Lingkungan Belajar Survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi dan memetakan
aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. Dijelaskan,
Asesmen Nasional pada 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar dari kualitas
pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah
dan murid. "Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat sekolah,
hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya," imbuh Nadiem Makarim. Tak
hanya itu saja, Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan
dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan
dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah. Tak perlu persiapan khusus
Dikatakan Nadiem, Asesmen Nasional untuk tahun 2021 tidak memerlukan
persiapan-persiapan khusus atau tambahan. Ini penting dipahami oleh guru,
kepala sekolah, murid, dan orang tua. "Tidak usah cemas, tidak perlu
bimbel khusus demi Asesmen Nasional," tegas Mendikbud. Sementara Doni
Koesoema, anggota Badan Standar Nasional Pendididikan (BSNP), periode 2019–2023
mengatakan Asesmen Nasional ini menjadi salah satu alternatif transformasi
pendidikan di tingkat sekolah. Tentu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
pengajaran, dan lingkungan belajar di satuan pendidikan. Melalui asesmen yang
lebih berfokus, diharapkan perbaikan kualitas dan layanan pendidikan bisa
semakin efektif. Baca juga: Mendikbud: Pendidikan Inklusi, Inspirasi
Pembelajaran Saat Pandemi "Dengan demikian Kepala Dinas harus memastikan
pelaksanaan Asesmen Nasional di daerah dengan memperhatikan kesiapan sarana
prasarana dan keselamatan peserta didik bila pandemi Covid-19 di daerahnya
belum teratasi dengan baik" jelas Doni.
Kemudian, bagian ketiga
yang diujikan dalam Asesmen Nasional adalah survei lingkungan belajar. Survei
ini digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek-aspek pendukung kualitas
pembelajaran di lingkungan sekolah. Jadi, tidak hanya peserta didik saja
nantinya yang akan dinilai, melainkan seluruh aspek yang mendukung pembelajaran
juga. Dengan begitu, dapat dengan mulai mengevaluasi apa yang seharusnya dapat
ditingkatkan, dan sejauh mana capaian yang sudah dilakukan.
Untuk itu, penting bagi belajar tidak hanya sekedar menjawab soal
dan menghafalkan teori saja. Melainkan mulai mempelajari konsep dasar
pemikiran, sering membaca buku, sering melakukan observasi dalam kehidupan
sehari-hari, dan juga aktif berdiskusi dengan guru di sekolah, teman di
sekolah, teman bermain, keluarga di rumah.
Bagaimana perbedaan Asesmen Nasional 2021 dengan Ujian Nasional
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbud
menerangkan sejumlah perbedaan antara Asesmen Nasional 2021 yang akan
menggantikan Ujian Nasional (UN). Mutu satuan pendidikan nantinya dinilai
berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar yakni kemampuan literasi,
numerasi, dan karakter, serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan
pendidikan yang mendukung pembelajaran. Dijelaskan, Asesmen Nasional terdiri
dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei
Karakter (SK), dan Survei Lingkungan Belajar. Asesmen Nasional tidak
menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid
secara individual. Melainkan menggantikan peran UN sebagai sumber informasi
untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan. Asesmen Nasional akan
menghasilkan potret yang lebih utuh tentang kualitas hasil belajar serta proses
pembelajaran di sekolah. Laporan hasil Asesmen Nasional akan dirancang untuk
menjadi “cermin” atau umpan balik yang berguna bagi sekolah dan Dinas
Pendidikan dalam proses evaluasi diri dan perencanaan program.
Berikut sejumlah perbedaan instrumen Asesmen Nasional 2021 dengan Ujian
Nasional:
1. Jenjang penilaian UN: SMP/MTs, SMA/MA dan SMK AN: SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK
2. Level murid UN: Tingkat akhir AN: V, VIII dan XI (kelas 5, 8 dan 11)
Baca juga:
3. Subjek murid UN: Sensus seluruh murid AN: Sensus sekolah dengan
sampel murid (tidak semua murid) Asesmen, terang Kemendikbud, diperlukan untuk
menilai efektivitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum pada satuan
pendidikan. "Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak dirancang untuk
menghakimi sekolah, atau untuk melakukan pemeringkatan sekolah," papar
Kemendikbud.
4. Tingkat jenis tes UN:
Highstake AN: Lowstake
5. Periode tes murid UN: Pilihan
ganda dan isian singkat (matematika SMA/SMK) AN: Pilihan ganda, pilihan ganda
kompleks (murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal),
isian singkat dan uraian Baca juga: Ekskul Ini Jadi Fundamental Mendikbud
Nadiem Meniti Karier
6. Periode tes per murid UN: 4 hari AN: 2 hari
7. Moda pelaksanaan UN: Semi online AN: Full online supervised (utama),
semi online dan offline (sekolah
tertentu)
8. Metode penilaian UN: Computer Based Test (CBT) AN: Computerized
MultiStage Adaptive Testing (MSAT)
Amiin..
sumber:
https://www.zenius.net/blog/24603/un-asesmen-kompetensi-minimum-akm
http://dikdasmen.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2017/04/Infografis-GLS_Pengembangan-Perpustakaan-Sekolah.jpg
0 Comments
isi disini