Ada tiga kelompok ciri keberbakat-an, yaitu: (1) kemampuan umum yang
tergolong di atas rata-rata (above
average ability), (2) kreativitas (creativity)
tergolong tinggi, (3) komitmen terhadap tugas (task commitment)
tergolong tinggi.
Untuk mengidentifikasi potensi peserta didik
dapat dikenali dari: (1) ciri-ciri (indikator) keberbakatan peserta didik dan
(2) kecenderungan minat jabatan. Ada tiga kelompok ciri keberbakat-an, yaitu:
(1) kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata (above average ability), (2) kreativitas (creativity) tergolong tinggi, (3) komitmen terhadap tugas (task commitment)
tergolong tinggi.
Lebih lanjut Yaumil (1991) menjelaskan bahwa:
(1) Kemampuan umum di atas rata-rata merujuk pada kenyataan antara lain bahwa
peserta didik berbakat memiliki perbendaharaan kata-kata yang lebih banyak dan
lebih maju dibandingkan peserta didik biasa; cepat menangkap hubungan sebab
akibat; cepat memahami prinsip dasar dari suatu konsep; seorang pengamat yang
tekun dan waspada; mengingat dengan tepat serta memiliki informasi aktual;
selalu bertanya-tanya; cepat sampai pada kesimpulan yang tepat mengenai
kejadian, fakta, orang atau benda. (2) Ciri-ciri kreativitas antara lain:
menunjukkan rasa ingin tahu yang luar biasa; menciptakan berbagai ragam dan
jumlah gagasan guna memecahkan persoalan; sering mengajukan tanggapan yang unik
dan pintar; tidak terhambat mengemukakan pendapat; berani
mengambil resiko; suka mencoba; peka terhadap keindahan dan segi-segi estetika
dari lingkungannya. (3) komitmen terhadap tugas sering dikaitkan dengan
motivasi instrinsik untuk berprestasi, ciri-cirinya mudah terbenam dan
benar-benar terlibat dalam suatu tugas; sangat tangguh dan ulet menyelesaikan
masalah; bosan menghadapi tugas rutin; mendambakan dan mengejar hasil sempurna;
lebih suka bekerja secara mandiri; sangat terikat pada nilai-nilai baik dan
menjauhi nilai-nilai buruk; bertanggung jawab, berdisiplin; sulit mengubah
pendapat yang telah diyakininya.
Kecenderungan minat jabatan peserta didik dapat
dikenali dari tipe kepribadiannya. Holland (1985) mengidentifikasikan tipe
kepribadian seseorang berikut ciri-cirinya.
Dari identifikasi kepribadian peserta didik
menunjukkan bahwa tidak semua jabatan cocok untuk semua orang. Setiap tipe
kepribadian tertentu mempunyai kecenderungan terhadap minat jabatan tertentu
pula. Berikut disajikan kecenderungan tipe kepribadian dan ciri-cirinya.
a.
Realistik (realistic), yaitu kecenderungan untuk
bersikap apa adanya atau realistik. Ciri-ciri kecenderungan ini adalah : rapi,
terus terang, keras kepala, tidak suka berkhayal, tidak suka kerja keras.
b.
Penyelidik (investigative), yaitu kecenderungan
sebagai penyelidik. Ciri-ciri kecenderungan ini meliputi : analitis, hati-hati,
kritis, suka yang rumit, rasa ingin tahu besar.
c.
Seni (artistic), yaitu kecenderungan suka
terhadap seni. Ciri-ciri kecenderungan ini adalah: tidak teratur, emosi,
idealis, imajinatif, terbuka.
d.
Sosial (social), yaitu kecenderungan suka
terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial. Ciri-cirinya: melakukan kerja
sama, sabar, bersahabat, rendah hati, menolong, dan hangat.
e.
Suka usaha (enterprising), yaitu kecenderungan
menyukai bidang usaha. Ciri-cirinya : ambisius, energik, optimis, percaya diri,
dan suka bicara.
f.
Tidak mau berubah (conventional), yaitu kecenderungan untuk
mempertahankan hal-hal yang sudah ada, enggan terhadap perubahan. Ciri-cirinya:
hati-hati, bertahan, kaku, tertutup, patuh konsisten.
Potensi peserta didik dapat dideteksi dari
keberbakatan intelektual pada peserta didik. Ada dua cara pengumpulan informasi
untuk mengidentifikasi anak berbakat, yaitu dengan menggunakan data objektif
dan data subjektif.
Identifikasi melalui penggunaan data objektif
diperoleh melalui antara lain
(a) skor tes inteligensi individual,
(b) skor tes inteligensi kelompok,
(c) skor tes akademik, dan
(d) skor tes kreativitas.
Sedangkan identifikasi melalui penggunaan data
subjektif diperoleh dari:(a)
ceklis perilaku, (b)
nominasi oleh guru, (c) nominasi oleh orang tua, (d) nominasi oleh teman sebaya
dan (e) nominasi oleh diri sendiri.
Biasanya prestasi akademik yang dilihat dari
anak berbakat intelektual adalah dalam mata pelajaran: Bahasa Indonesia, bahasa
Inggris, Matematika, Pengetahuan Sosial, Sains (Fisika, Biologi, dan Kimia).
Untuk pengumpulan informasi melalui data subjektif, sekolah dapat mengembangkan
sendiri dengan mengacu pada konsepsi dan ciri (indikator) keberbakatan yang
terkait.
Bersambung…
Sumber:
MODUL
GURU PEMBELAJAR Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani Olah Raga Dan Kesehatan Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK)
Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2016
Identifikasi Bekal Ajar Peserta Didik
0 Comments
isi disini