PRO-KONTRA LINTAS JURUSAN: ANAK IPA NGAMBIL JURUSAN KULIAH IPS? ADIL NGGAK,
SIH?
Anak IPS: “Eh, anak IPA! Ngapain lo ngambil jurusan kuliah jatah
anak IPS?”
Anak IPA: “Loh, ‘kan sah-sah aja? Silakan aja anak IPS ngambil
jurusan IPA juga… kalau mampu!”
Suka kesel nggak, sih, kalau ada anak IPA yang ngambil jurusan
kuliah bidang IPS (dan Bahasa) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)? Soalnya
rata-rata PTN memudahkan anak IPA mengambil jurusan IPS, tetapi nggak
sebaliknya. Sebagai anak IPS, saya merasa lintas jurusan begini jadi mengurangi
jatah dan peluang saya masuk PTN. Nah, jadi apakah lintas jurusan ini fair?
Apa Itu IPC?
Ketika saya masih SMA, ratusan abad lalu, lintas
jurusan—baik anak IPA ngambil jurusan kuliah IPS atau sebaliknya—bebas
dilakukan oleh siswa IPA maupun IPS. Pokoknya, pas mau ujian masuk PTN, siswa
yang mau lintas jurusan tinggal pilih paket IPC alias Ilmu Pengetahuan
Campuran. Materi tes paket IPC terdiri dari soal-soal IPA sekaligus IPS.
Alhasil, teman-teman saya dari jurusan IPA banyak yang masuk ke
berbagai jurusan IPS seperti FISIP, Fakultas Psikologi, Ilmu Budaya (Sastra),
Hukum, dan Ekonomi. Wah, jatah anak IPS diembat semua, nih!
Anak IPS juga bisa masuk jurusan IPA ‘kan? Teorinya, sih, bisa
banget. Misalnya, ada anak jurusan IPS masuk Fakultas Kedokteran (FK) atau
Fakultas Teknik (FT). Namun hal ini kayak urban legend, saking jarangnya terjadi. Tapi beneran ada,
kok! “Teman seangkatan saya ada yang berasal dari jurusan IPS saat SMA. Eh,
sekarang dia sudah bergelar dokter,” jelas Sania, alumni FK Universitas
Indonesia (UI), angkatan 2010
IPC Zaman Sekarang
Sampai sekarang, praktek IPC masih terus berlangsung, tetapi
dengan sistem yang agak berbeda. Belum tentu semua jurusan memperbolehkan
lintas jurusan, tergantung masing-masing PTN dan jurusan serta jalur
tesnya.
Berdasarkan website SNMPTN,
di Universitas Indonesia ada 32 jurusan IPS dan 27 jurusan IPA yang bisa
dipilih untuk SNMPTN. Anak IPA bisa lintas ke SEMUA jurusan IPS di UI, tetapi
anak IPS NGGAK BISA lintas semua jurusan.
Sedangkan untuk SNMPTN di Universitas Gadjah Mada, ada 23
jurusan IPS dan 43 jurusan IPA tersedia. Anak IPA bisa lintas jurusan ke SEMUA
jurusan IPS, sedangkan anak IPS hanya bisa lintas jurusan ke SATU jurusan IPA,
yaitu jurusan Pembangunan Wilayah. Yaaah, cuma sebiji, hihihi.
Beberapa PTN ada yang memberikan kesempatan lintas jurusan lebih
besar, misalnya Universitas Sumatera Utara (USU). Di USU, siswa bebas lintas
jurusan kemana aja kecuali jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi, yang khusus
untuk anak IPA. Sehingga—meskipun tetap jarang—ada lah, 1-2 anak IPS yang
nyangkut di jurusan IPA seperti Arsitektur dan Matematika.
Oke, tadi adalah penjabaran lintas jurusan untuk jalur SNMPTN
alias jalur undangan. Gimana dengan lintas jurusan untuk jalur SBMPTN alias jalur
tes? Ternyata, lintas jurusan lewat SBMPTN lebih fleksibel daripada lewat
SNMPTN. Dengan kata lain, lewat SBMPTN, siswa IPA maupun IPS bisa mengambil
IPC.
Kenapa, Sih, Ada Anak IPA Ngambil Lahan
Anak IPS?
Menurut saya, ini beberapa alasannya…
a. Mungkin Mereka Punya Kesempatan yang
Lebih Besar
Kalau dilihat-lihat, jurusan kuliah IPS memang membuka
kesempatan yang lebih besar untuk siswa program IPA dibandingkan sebaliknya.
Jadi kalau anak IPS mendapat kesempatan yang sama, mungkin akan banyak juga anak
IPS yang ngambil jatah jurusan anak IPA. Ya, nggak?
b. Mungkin Mereka Bingung
Pilihan jurusan memang suka bikin bingung dan labil. Kadang ada
aja calon mahasiswa yang hatinya “mendua”, misalnya, kepengen jadi dokter gigi
tetapi juga tertarik dengan Ilmu Politik. Apalagi selama SMA ‘kan minat bisa
berubah-ubah.
c. Mungkin Mereka Lelah
Mungkin aja mereka memang suka program IPA, tapi setelah
dijalani, ternyata pelajarannya nggak seperti yang mereka harapkan. Alhasil,
mereka jadi lelah atau jenuh. Bisa aja, ‘kan?
d. Mungkin Mereka Menganggap Anak
IPS Lebih Kece-Kece
HA HA HA HA HA! *mantan anak IPS tertawa jumawa* Betul,
nggak?!
Gimana Dengan Nasib Anak IPS?
“Bisa aja, sih, anak IPS ngambil jurusan kuliah IPA, cuma
peluangnya kayaknya lebih kecil,” kata Kamila. Saya setuju, terutama karena
jurusan IPA yang membolehkan siswa IPS mendaftar itu jauh lebih sedikit
daripada jurusan IPS yang membolehkan siswa IPA mendaftar.
Makanya anak IPS itu biasanya…
a. Mantap Dengan Pilihan Jurusannya
Nggak mudah bagi anak IPS untuk memilih IPC, sehingga biasanya
mereka lebih fokus dan aware dalam
memilih jurusan. Seenggaknya mereka paham lah dengan jurusan-jurusan IPS yang
tersedia untuk mereka. Trus, hati mereka juga biasanya nggak “mendua”, kecuali
kalau sebenarnya pengen banget masuk program IPA tapi nggak bisa.
Contohnya begini. Kebanyakan teman-teman SMA saya yang anak IPS
memang mantap ingin kuliah di bidang Ekonomi, Komunikasi, Hubungan
internasional, Psikologi dan berbagai jurusan IPS lainnya.
Sebaliknya, teman-teman SMA saya yang anak IPA justru banyak
galau dan blank dengan
jurusan kuliah yang ingin mereka ambil.
b. Harus Menghadapi Persaingan yang
Lebih Berat
Karena banyak PTN yang membuka lebar jurusan IPS untuk lulusan
IPA maupun IPS, berarti bagi anak IPS, persaingan menembus PTN jadi lebih
berat. Makanya, anak IPS harus berusaha dengan sangat keras, bahkan mungkin dua
kali lipat dari anak IPA. Semangka! Semangat, kakak!
Adi apakah lintas jurusan itu fair, mengingat rata-rata universitas memudahkan anak IPA
mengambil jurusan IPS, tetapi nggak sebaliknya?
Menurut saya, lintas jurusan sah-sah aja, dan anak IPA yang pada
akhirnya masuk jurusan IPS sama sekali nggak curang.
Tapi ‘kan aturan lintas jurusan nggak adil buat anak IPS?
Well, daripada ribet mikirin adil nggak adil, saya lebih
melihat bahwa tantangan dan persaingan kuliah untuk anak IPS jadi lebih besar.
Nah, hal ini justru jadi bisa menempa anak IPS menjadi setrong! *pamer otot
Semangat anak IPS!
Curhatan anak IPS
(sumber gambar: Twitter/@ipavsips, Memegen, Meme Generator, Anak
Sosial)
0 Comments
isi disini