SAGUSABU DAN TANTANGAN GURU DALAM
MENGHADAPI PEMBELAJARAN ABAD 21
Pembelajaran
Abad 21 dalam hal ini di bidang pendidikan adalah Peserta didik diharapkan
mempunyai keterampilan 4 C ( Creatif and Inovatif, Collaboration, Critical
Thingking and probelm solving, and Communication). Apakah Keterampilan 4C
hanya dituntut dikuasai oleh peserta didik? Bagaimana dengan gurunya?. Aspek 4
C seyogianya juga harus dikuasai guru agar menghasilkan proses pembelajaran
yang berkualitas dan bermakna bagi peserta didik sehingga tercapainya tujuan
pendidikan Nasional.
Guru
ibaratkan sebagai agen perubahan harus Creatif dan Inovatif dalam proses
belajar mengajar. Jika tidak ada media atau alat peraga guru harus bisa membuat
sebuah media sendiri untuk mengajarkan sebuah materi pembelajaran. Guru jangan
hanya terpaku dan tergantung dari media yang sudah ada di sekolah. Pembuatan
media pembelajaran juga tidak harus mahal atau mewah. Sederhana tapi bermakna
bagi peserta didik dan yang paling urgen adalah bagaimana materi pelajaran
tersampaikan kepada peserta didik. Jika tidak ada ide guru juga bisa
melaksanakan Prinsip ATM ( Amati, tiru dan Modifikasi ) Alat peraga yang sudah
ada di sekolah.
Guru
juga harus bisa berkolaborasi ( kerjasama) dengan teman sejawat, kepala sekolah
dan juga dengan peserta didik dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru.
Seluruh kegiatan belajar mengajar tidak akan terselenggara dengan baik tanpa
adanya sinergi dari seluruh civitas academika pihak sekolah.
Selanjutnya
guru juga harus mampu berfikir kritis mencarikan suatu solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam
mengajar. Aspek yang terakhir yaitu guru harus mampu berkomunikasi dengan teman
sejawat, kepala sekolah dan peserta didik. Manusia adalah makhluk sosial dimana
antara yang satu dengan yang lain saling membutuhkan demikian juga halnya
dengan guru. Pertanyaan yang muncul sudah seberapa mampukah seorang guru
menerapkan konsep 4C tersebut dalam mengemban tugasnya sebagai seorang guru?
Kebanyakan guru pada masa sekarang hanya menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Model
Pembelajaran Abad 20. Jarang guru yang menggunakan prinsip ATM dalam
pembelajaran. Padahal masa sekarang merupakan masa era digital. Seluruh
informasi dan media pembelajaran bisa diakses melalui internet. Bisa dihitung
guru yang berfikir agar peserta didiknya senang dan guru puas dalam mengajarkan
suatu materi pelajaran. Terkadang terkesan guru memaksakan materi kepada
peserta didik. Sehingga tidak salah jika nilai Uji Kompetensi Guru di Indonesia
Masih rendah dan bermasalah. Diperparah dengan situasi dimana peserta didik
harus berlomba – lomba dengan Rengking kelas sehingga yang dicapai dan dituju
hanya Kognitif ( pengetahuan)saja. Sementara Afektif dan Penanaman kharakter
terabaikan kepada peserta didik.
Oleh
karena itu sudah merupakan sebuah kewajiban Sebagai seorang guru untuk menambah
wawasan, ilmu pengetahuan dan Kompetensinya. Seorang guru jangan hanya stagnan
dan berada pada zona aman dalam mengajarkan materi pelajaran. Kompetensi pedagogi
dan Profesional harus di asah. Manusia itu ibaratkan pedang. Jika tidak di asah
maka dia akan tumpul. Sama halnya dengan guru.
Jika
guru tidak mau belajar dan menambah wawasanya maka pada saat itu juga dia
sebenarya sudah berhenti menjadi seorang guru. Filosofi Long life education
juga hendaknya diterapkan oleh guru dalam dunia pendidikan. Sebagai seorang
guru harus terus belajar dan belajar. Belajar sepanjang hayat. Belajar dari
alam dan lingkungan. Filosofi Minangkabaupun mengatakan Bahwa Alam Takambang
jadi guru. Belajarlah mencintai Alam maka alam akan belajar mencintai kita.
Selain
belajar dari alam dan Lingkungan tentunya belajar secara nyata juga diperlukan.
Sebuah kegiatan yang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam
mengajar. Menambah wawasan guru dalam memaknai dan menghadapai Model
pembelajaran Abad 21.
Kegiatan
dengan Tema SATU GURU SATU BUKU (SAGUSABU) di P4TK PKn -IPS ini sangat penting
dan bermanfaat serta layak untuk diikuti. Jangan guru terkesan bagaikan “ Katak
dalam Tempurung. Seolah merasa kita selama ini paling hebat mengajar, paling
hebat metode pembelajarannya. Padahal di daratan lainnya, di belahan bumi
lainnya pembelajaran sudah maju, canggih dan beradab dalam menjunjung karakter
dan kearifan lokal budaya bangsanya.
Semoga
dengan adanya Program SAGUSABU melahirkan banyak buku referensi tentang
peningkatan kompetensi guru dalam mengajar.
Sumber :
(EXSARIS JANUAR, http://exsarisjanuar.gurusiana.id/article/tantangan-guru-dalam-mengahadapi-pembelajaran-abad-21-1735994)
0 Comments
isi disini