Dalam
SPORT IN SOCIETY, issues, and Controversies (1986), Jay.J.Coakley mengemukakan
pengertian sosiologi o
lahraga sebagai sebuah subdisiplin dari sosiologi yang
memfokuskan studinya terhadap hubungan antara olahraga dan masyarakat.
Ada
2(dua) tujuan besar dari sosilogi olahraga yaitu:
- Organisasi sosial, perilaku kelompok, dan pola-pola
interaksi sosial.
- Proses-proses sosial yang terjadi di dalam olahraga
seperti: sosialisasi, kompetensi, kooperasi, komplik, contoh dalam permainan
sepak bola.
Berdasarkan
prospektif sosiologi olahraga, dalam proses event Piala Dunia atau piala PSSI,
bisa terlihat korelasi dengan proses dan interaksi publik.Contohnya, di
Indonesia seperti dalam sepak bola: fenomena sporter dari aspek sosial budaya
(Bonek Suarabaya, dll).
Sepak
bola dan politik, banyak pengurusnya
dari birokrat dan politisi, sampai pada perputaran ekonomi seperti calo tiket,
agen tiket, dan lain-lain.
Dimensi
ruang dan waktu untuk menonton kompetensi sejagat ini melibatkan ratusan juta
bahkan miliaran penghuni jagat ini bisa menikmati sajian adu keterampilan dan
kecerdasan bermain para pemain dari 32 kesebelasan dalam mengelolah dan
memainkan si kulit bundar.
Dari
berbagai kelempok, golongan dan latar belakang yang berbeda, semua bisa
berkumpul dan menyatu disebuah tempat, misalnya di pos kamling, warkop, dengan
seperangkat TV.
Selain
itu sepak bola juga menjadi fokus interaksi publik juga menghadirkan
pihak-pihak tertentu yang memamfaatkan setiap babak untuk bertarung atau
berjudi.
Banyaknya
orang menonton sepak bola, melahirkan 2 asumsi:
- Adanya luang(Leisur) kemampuan ekonomi yang bagus
seingga bisa menyediakan waktu hanya untuk menonton bola.
- Menonton bola karena”tidak berdaya”, dengan keadaan,
hanya sebagai obat penenang.
0 Comments
isi disini